3 Caraku Beralih dari FOMO ke JOMO di Media Sosial

Sudah familiar dengan istilah FOMO atau Fear of Missing Out? Lalu, bagaimana caraku beralih dari FOMO ke JOMO? Yuk, cari tau di artikel ini!
Share this post!

Aku yakin kebanyakan orang sudah familiar dengan istilah FOMO atau Fear of Missing Out. Lalu, bagaimana caraku beralih dari FOMO ke JOMO? Yuk, kita bahas di artikel ini!

🤔 FOMO itu apa, sih?

Fear of Missing Out (FOMO) adalah istilah yang beberapa tahun belakangan ini mulai banyak dipakai dan dikenal banyak orang. Singkatnya, FOMO merupakan kondisi dimana temen-temen merasa takut tertinggal jika tidak mengetahui informasi terbaru atau aktivitas tertentu (bisa berupa berita, tren media sosial, dll). 

Orang dengan sifat FOMO pasti pengen tau segala hal yang baru saja viral atau trending. Mereka akan berlomba-lomba untuk menjadi yang paling tau pada trend saat ini. Mereka juga akan merasa cemas jika tidak update tentang suatu hal.

Contohnya, di tahun 2023 kemarin, Instagram mulai memperkenalkan “Threads” sebagai aplikasi baru dengan konsep yang mirip dengan Twitter (X).

Lalu, bagaimana respon orang-orang? Iya betul, banyak yang mulai mendaftarkan akun dan mencobanya. Ada yang bertahan dengan menggunakan Threads hingga saat ini, dan ada juga yang sekedar FOMO. 🤔

3 Caraku Beralih dari FOMO ke JOMO di Media Sosial - Lalu, apa yang salah dari FOMO?

😰 Lalu, apa yang salah dari FOMO?

Menurutku, kebiasaan FOMO ini menjadikan kita “latah” pada suatu hal yang sebenernya belum tentu memberikan manfaat bagi diri kita sendiri. Kadang kita bahkan gak tau manfaatnya, tapi pengen ikut-ikutan aja biar bisa “diterima” di circle kehidupan.

Cukup jahat sih konsepnya, tapi ya begitulah kenyataannya 😌

Up-to-date dan FOMO itu adalah dua hal yang berbeda, lho. Di artikel ini aku gak bahas kalau update dengan berita dan trend adalah hal yang salah. Tapi, hal ini akan salah jika temen-temen sudah ditahap hingga merasakan kecemasan ketika merasa tertinggal.

Orang dengan sifat FOMO akan menghabiskan banyak waktu di kesehariannya untuk memantau media sosial mereka. Intinya, mereka gak mau ketinggalan info satu detik pun. Bahkan terkadang, kita juga bisa sampai membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.

Baca Juga  Review 4 Bulan Pemakaian Macbook, Worth it atau Enggak?

Jika hal ini terus menerus temen-temen lakukan, akan akan pengaruh pada kesehatan mentalmu, lho. 😖

🤩 Caraku beralih dari FOMO ke JOMO

Joy of Missing Out (JOMO) adalah kebalikan dari FOMO. Yaitu, perasaan senang atau menerima bahwa kita secara sadar tertinggal akan suatu informasi atau aktivitas yang sedang ramai diperbincangkan.

Percayalah, ketika kamu sudah beralih dari FOMO ke JOMO, temen-temen akan merasa jauh lebih tenang dan menganggap cukup atas informasi yang kamu punya hari ini. 

Ada beberapa hal yang sudah aku lakukan sejak lama untuk beralih dari FOMO  ke JOMO. Yuk, kita bahas!😬

Disclaimer: beberapa caraku ini bisa temen-temen aplikasikan jika kamu tidak berkarir di bidang social media marketing yang mengharuskanmu  untuk punya sifat FOMO ini yaa..

3 Caraku Beralih dari FOMO ke JOMO di Media Sosial - Caraku beralih dari FOMO ke JOMO

📱Gak perlu punya semua akun media sosial

Punya Instagram, Twitter, Tiktok, Facebook, Threads, Youtube, Medium, Quora, dan masih banyak lagi? Itu hp atau playstore kak?😭

Punya semua akun media sosial gak menjadikanmu orang yang superior di antara temen-temenmu, lho. Update? Iya banget, tapi overwhelmed dengan semua informasinya juga iya.

Coba deh mulai dari list aplikasi yang kamu punya dari yang paling sering dipake sampai yang jarang dipake. Setelah itu, coba seleksi mana aplikasi yang bisa kamu hapus dari hpmu untuk mengurangi paparan informasi baru dari tiap aplikasi.

Kalau mau cara yang lebih extreme, sebelum temen-temen hapus aplikasinya, kamu bisa hapus akunmu secara permanen. Jadi, kalau mau install lagi, udah kebayang akan ribet untuk registrasi ulang akunmu dan berujung gak jadi install🤭

Sejauh ini, aku hanya punya aplikasi Instagram, Quora, dan Youtube sebagai media sosial utamaku. Dan dari ketiga aplikasi itu, hanya Instagram yang paling sering kugunakan.

Twitter (X), Facebook, Tiktok, dan lainnya udah sejak lama tidak berada di hpku. Aku juga sudah sempat menceritakan pengalamanku hidup tanpa tiktok di blog ini, silahkan mampir ke artikelnya jika penasaran yaa..😝

Meskipun aku tidak install aplikasinya di hpku, bukan berarti aku tidak menggunakannya sama sekali.

Terkadang jika memang membutuhkan informasi dari Tiktok aku masih bisa membukanya di browser atau install untuk keperluan tertentu aja. Lalu, menghapusnya kembali jika keperluanku sudah terpenuhi disana. Terdengar ribet memang, tapi hal ini bisa menyelamatkan banyak dari total screen time-ku. 😆

Baca Juga  Menjadi Freshgraduate yang Produktif dengan 5 Hal Ini!

🥇 Pilih media sosial yang membuatmu nyaman

Dari sekian banyak media sosial, secara personal, aku paling nyaman dengan Instagram. Karena algoritmanya gak bikin kita FOMO berlebihan. Berbeda dengan Tiktok yang pasti menyajikan konten FYP yang selalu viral atau Twitter yang secara random menyuguhkan tweet-tweet viral.

Menurutku, aplikasi Instagram lebih membuatku bisa mengontrol apa informasi yang pengen aku dapatkan. Jadi, gak cuman sekedar disuguhin konten random aja.

Ini preferensi masing-masing ya, jadi jika temen-temen ternyata lebih nyaman dengan aplikasi lain. Monggo, senyamannya aja..😉

💬 Percaya bahwa semua informasi “penting” akan datang dengan sendirinya

Dari pengalaman beberapa tahunku tanpa tiktok, aku merasa bahwa informasi yang kita butuhkan pasti selalu punya cara untuk bisa sampai kepada kita. Entah bagaimanapun caranya. 

Bahkan ketika temen-temen gak punya media sosial satupun. Informasi penting bisa saja tersampaikam melalui teman, TV, atau obrolan orang random yang pada akhirnya menjadikan kita tau informasi tersebut.

Kabar baik selanjutnya adalah informasi penting yang kita dapatkan tersebut biasanya sudah ter-filter dengan sendirinya. Entah itu saat kita mencari informasi dengan konotasi positif atau sebaliknya. 

Atau jika kamu memiliki hanya satu jenis media sosial (poin 1), menurutku udah cukup banget untuk tau apa yang sedang trend. Misalnya, ada yang viral di twitter atau Tiktok, pasti di Instagram nantinya akan muncul dengan sendirinya info-info tersebut. Jadi, kamu gak perlu repot untuk punya semua jenis media sosial.


Nah, itu dia tiga cara yang aku terapkan untuk beralih dari FOMO ke JOMO. Cara-cara yang aku ceritakan disini bisa kamu sesuaikan kembali untuk bisa lebih efektif di kehidupanmu, yaa..

Ada banyak banget manfaat positif yang aku rasakan dari peralihan ini, lho. Terutama pada fase freshgraduate saat ini. Mulai dari segi kesehatan mental, tingkat produktivitas, dan lain sebagainya. 

Berminat untuk ikut beralih dari FOMO ke JOMO? Yuk, mulai dari sekarang! Semangaatt!!!✨✨

Anyway, terima kasih sudah membaca sampai akhir. Semoga artikel ini bisa menemani hari-hari produktifmu dan bisa berdampak baik bagi keseharianmu ehehehe 🤭

Temen-temen boleh banget kontak aku melalui DM @adelahasna untuk bertanya apapun atau mengajak kerjasama. Dengan senang hati akan aku balas secepatnya~

See you on my next post, Bubye!

Share this post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *